Senin, 31 Desember 2007

Saat-saat menjelang Tahun Baru 2008

Tahun 2007 akan berlalu, tahun 2008 akan datang. Terimakasih Yaa Tuhan atas segala nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami selama tahun 2007 dan tahun-tahun sebelumnya, semoga tahun 2008 dan seterusnya Engkau anugerahi yang lebih baik lagi. Yaa Tuhan, ampunilah segala dosa dan kesalahan kami.

Minggu, 30 Desember 2007

Sudah berapa banyakkah racun yang kita makan

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (Al Qur'an Surat 2 Al Baqarah ayat 168)

Makanan yang halal dan baik ternyata tudak mudah didapatkan di tanah air, mengapa ?. Halal artinya makanan yang tidak diharamkan Allah, sedangkan baik artinya bergizi, bersih, higienis, tidak beracun, tidak berbahaya dan enak. Tidak mudah mencari karena krieria halal dan baik itu bukan hanya secara visual saja, melainkan dari kandungan kenyataannya. Artinya makanan yang haram dan beracun itu tidak akan kelihatan kalau hanya dilakukan secara sekilas pandang saja. Oleh karena itu harus ada lembaga pengawasan makanan yang efektif dan aktif memantau segala jenis makanan yang beredar di masyarakat secara kontinyu dan konsisten.

Secara nyata di lapangan, coba pada saat beli makanan di restauran di mall-mall Jakarta, khususnya di restauran cina, apakah kita yakin kalau makanan tersebut halal dan baik. Mari kita teliti.

Kebanyakan warga Cina tetap mempertahankan keyakinannya bahwa minyak babi dan arak yang dicampur bumbu adalah penyedap makanan yang lezat, sehingga seperti yang disampaikan petugas POM MUI, orang Cina yang mendapftarkan sertifikat halal akan menolak aturan halal MUI tersebut, sehingga mereka tetap bertahan dengan makanan yang tidak halal tersebut.

Sementara itu sayurannya, berapa banyak pestisida yang masih menempel di sayur tersebut, mengingat proses pembersihan sayurpun tidak ada prosedur tetap untuk membersihkan racun pestisida di sayuran tersebut. Demikian juga pada saat beli ikan, apakah kita yakin bahwa ikan tersebut tidak diawetkan dengan formalin, apalagi ikan asinnya. Daging ayam dan sapi dll., juga informasinya juga di formalin. Belum lagi daging sapi yang dipalsukan dengan daging celeng, atau tikus. Bahkan tahupun juga di formalin atau burak, bahkan buah juga diawetkan dengan formalin. Duh Gusti, ampunilah segala dosa dan kesalahan kami. Jadi kalau diperhitungkan berapa banyak racun tersebut terkumpul secara kumulatif di tubuh kita.

Sabtu, 29 Desember 2007

Prosesi Khitanan ananda Muhammad Sulthon Prabowo Pramono

Sebelum ke Rumah Sakit di Sulthon didampingi Mamanya dan Kakaknya, diarak dengan menggunakan delman, sesuai dengan adat setempat, yaitu betawi.










Dik Sulthon naik delman diarak keliling kampung.












Melewati Pondok Indah Mall, dengan komandan delman Bapak Ustad Mahmud.












Dik Sulthon selesai operasi Khitan di RS Pondok Indah yang dipimpin oleh Dr. Hermansyur, dokter bedah yang juga menjabat Direktur RS Pondok Indah Jakarta.










Sampailah di rumah untuk istirahat, ditipasi dan menerima tamu yang memberi ucapan selamat.

"Anakku, semoga lekas sembuh, dan semoga menjadi anak soleh, pintar, sehat, dan sukses."

Banjir cerminkan kebodohan, keterbelakangan, dan keserakahan bangsa

Pada awal reformasi, penulis pernah ditanya sama kawan dari Jerman, dan juga Jepang, mengapa di Indonesia banyak terjadi pembantaian warga, baik di Kalimantan (kasus pembantaian etnis Madura), Maluku, Poso, dll., dimana pembantaian sadis terekspos dengan telanjangnya di media, khususnya di internet. Pertanyaannya, apakah di Indonesia belum ada hukum yang melindungi hak warga negara dari segala macam ancaman dan gangguan dari pihak manapun.

Hal yang sama sekarang terulang dengan kejadian banjir yang berulangtahun entah yang keberapa, dan setiap ulang tahun perayaannya semakin meriah, yaitu ditandai dengan banyaknya tayangan media masa. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa bencana yang sudah dapat diperhitungkan dan ditanggulangi sebelumnya tersebut selalu berulang. Bukannya di Indonesia sudah ada Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian berikut puluhan ribu pegawainya yang pintar tentang bahaya banjir berikut penyebabnya. Mengapa tidak perencanaan yang bagus untuk mengatasi hal tersebut. Jawabannya adalah kayu hutan Indonesia adalah bernilai ekonomi tinggi yang menggiurkan nafsu setiap orang yang melihat untuk mendapatkan. Nafsu serakah menjarah hutan itulah yang menyebabkan banjir. Nafsu itulah yang menutup mata pejabat dan aparat dari bahaya yang akan menimpa, dengan sogokannya, dan nafsu itu juga yang menutupi rakyat, akibat kemelaratannya. Dan, nafsu itulah yang cermin dari kebodohan, keterbelakangan, dan keserakahan bangsa.

Kamis, 27 Desember 2007

Koperasi: Baru Sebatas Slogan Politikus

Dalam Diskusi Nasional yang dihadiri pejabat tinggi negara dan Pejabat beserta mantan pejabat yang diselenggarakan di BAPPENAS kemarin, yang membahas Demokrasi Ekonomi melalui Koperasi, semakin memperlihatkan koperasi sampai saat ini masih sebatas slogan politik untuk menarik simpati masa. Sejak Orde Lama, Orde Baru, sampai Orde Reformasi, koperasi hanya sebatas obyek bahasan saja, tidak bedanya para komentator sepakbola di televisi yang banyak berkomentar, tetapi sebenarnya mereka bukan pemainnya. Selama koperasi masih sebagai bahasan politikus berkampanye untuk menarik simpati masa, maka sampai kapanpun koperasi tidak pernah berkembang. Untuk koperasi bisa berkembang, maka libatkanlah para pemain-pemain, pelaku koperasi beserta pakar yang pernah berkecimpung langsung di dunia perkoperasian dan dengarkanlah apa keluh kesah dan harapan mereka, Bapak-bapak Pejabatnya bukan sebagai pembicara, melainkan pendengar dan fasilitasitator pertemuannya, kemudian implementasikan hasil pertemuan tersebut sebagai langkah nyata koperasi.

Koperasi adalah usaha bersama. Usaha adalah kegiatan yang mengharapkan keuntungan, sedangkan bersama berarti sekumpulan orang yang punya tujuan sama. Jadi, koperasi adalah kegiatan ekonomi sekelompok masyarakat yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Dengan kebersamaan, akan mendapatkan manfaat lainnya, yaitu manfaat sosial dan kesetabilan masyarakat, baik kesetabilan ekonomi maupun politik.

Dalam perjalanannya, koperasi lebih banyak muncul citra negatif dibandingkan dengan hasil positipnya, dan selama ini tidak pernah diatasi secara signifikan permasalahan yang ada, sehingga citra negatif semakin menjauhkan masyarakat dari dunia perkoperasian. Agar masyarakat tertarik dengan koperasi, maka langkah pertama yang harus diatasi adalah mengatasi secara menyeluruh permasalahan citra negatif koperasi, artinya Bapak-bapak pejabat, lakukanlah program pendampingan terhadap manajemen koperasi, dan bantulah untuk mengatasi masalahnya. Masalah yang biasanya muncul adalah SDM yang tidak kompeten, korupsi dan penyalah gunaan wewenang jabatan.

Untuk koperasi bisa berkembang, minimal ada lima hal pokok yang harus jadi pedoman, yaitu:

  1. Kesetaraan, artinya semua anggota koperasi mempunyai kedudukan yang sama, tidak melihat kedudukannya di masyarakat, sehingga energi sumber daya manusia diharapkan bisa optimal. Yang membedakan anggota dalam kesetaraan ini adalah tugas, berikut hak dan kewajibannya.
  2. Kepercayaan. Semua yang melibatkan unsur ekonomi dan keuangan harus ada kepercayaan dari anggotanya. Bagaimana mungkin pemodal/investor mau berkoperasi bisa percaya koperasi kalau di petugas koperasi yang curang tidak pernah disentuh oleh aparat hukum, atau setidaknya oleh petugas internalnya. Bagaimana mungkin orang percaya kalau surat-surat berharga ternyata tidak ada nilainya, dan bagaimana mungkin orang percaya kalau aturan main tidak dipergunakan. Bagaimana mungkin orang percaya kalau koperasinya menderita, sedangkan pengurusnya kaya raya.
  3. Angkatlah pengurus yang kompeten dan profesional, dengan imbalan gaji yang sesuai dan menarik. Semua dilakukan secara terbuka dan transparan, sehingga tidak menimbulkan iri dari anggota yang lain. Anggota akan angkat topi kalau pengurus berhasil dan sukses mengembangkan koperasinya, walaupun pengurus mendapatkan gaji yang tinggi.
  4. Aturan main yang modern. Agar pemodal tertarik, buatlah aturan yang merangsang sehingga mereka mau menanamkan modalnya, dan juga, bikinlah aturan main sehingga para profesional yang kompeten mau gabung, misalnya dengan gaji dan tunjangan yang menarik, dan aturan-aturan yang menjamin hak dan kewajiban anggota secara kongkrit dan transparan. Disini penekannnya adalah hak dan kewajiban secara terpadu. Bukan hanya haknya saja yang selalu disuarakan, tetapi kewajiban juga perlu diingatkan. Intinya buatlah aturan yang membuat orang tertarik untuk gabung dan mau mengembangkan usaha koperasi tersebut.
  5. Penegakan hukum/aturan main. Inti aturan main adalah pemberian penghargaan, sangsi beserta proses yang mengikutinya. Semuanya bertujuan untuk memajukan organisasi koperasi.
Yang perlu diperhatikan adalah mengapa di Eropa dan di Jepang koperasi bisa maju pesat dan mengendalikan negara, karena mereka bukan menjadikan koperasi hanya sebatas slogan saja. Mestinya kita juga bisa.

Rabu, 26 Desember 2007

Merusak dan Mengotori Alam Bikin Banjir & Longsor

Berita akhir-akhir ini, banjir besar di Jombang, Kediri, Madiun, Wonogiri, Sukoharjo, Blora, Purwodadi/Grobogan, Banyumas, Solo, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dll., bahkan banjir disertai longsor dan mengubur hidup-hidup puluhan rakyat di Karanganyar adalah akibat keserakahan dan kecerobohan manusia. Manusia yang dimaksud disini adalah Penjarah hutan, dan pejabat yang mengijinkan dan membiarkan penjarahan, merusak dan mengotori alam. Penjarah hutan mulai dari kuli, blandong, sampai bandar beserta jaringannya. Sedangkang pejabat yang bertanggung jawab disini meliputi pejabat yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dari yang paling bawah sampai yang paling tinggi. Tentunya semua tergantung dari keterlibatannya. Memang, akhirnya semua harus bertanggung jawab, bahkan kepada pemakai kayu hasil ilegal logging juga ikut bertanggung jawab.

Untuk mengatasi masalah banjir, longsor, dan bencana alam lainnya agar tidak berulang, perlu kesadaran dan aksi/tindakan bersama seluruh rakyat dan pejabat/aparat, yaitu:

  1. Stop penebangan hutan baik yang resmi maupun yang tidak resmi, baik dihutan negara maupun hutan rakyat.
  2. Galakkan reboisasi hutan dengan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, dengan melibatkan masyarakat.
  3. Libatkan rakyat/masyarakat sekitar hutan dalam proses ekonomi budidaya hutan, agar rakyat mengerti dan merasa memiliki hutan.
  4. Tertibkan pejabat dan aparat yang menjadi pelindung penjarah hutan.
  5. Beri training ketrampilan Rakyat dan petugas dalam hal pengolahan kayu agar bernilai ekonomi tinggi.
  6. Bersihkan got dan saluran pembuangan dari sampah, dan normalisasi saluran pembuangan dari pendangkalan.
  7. Sadarkan rakyat dan aparat/pejabat bahwa keuntungan penjarahan hutan tidak sebanding dengan akibat banjir, tanah longsor dan bencana alam lain yang ditimbulkan.

Selasa, 25 Desember 2007

Harmoni adalah Keindahan


Harmoni adalah paduan keselarasan, perpaduan antara keyakinan dan tingkah laku, menghormati, menyayangi apa yang ada, merangkum, mensinerjikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan secara ikhlas dan alamiah. Dengan harmoni akan tercipta sebuah enerji yang merangkum tatanan kehidupan sosial yang indah dan teratur. Harmoni bukan keterpaksaan, tetapi ada sistim dan aturan yang menjadi kesepakatan bersama yang semua komponen berusaha menjaganya karena menyangkut kepentingan bersama. Harmoni dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, nasional, tatanan internasional, bahkan alam semesta. Dengan harmoni, semua akan menjadi indah, enak dibayangkan, dilihat, dirasakan, dan dinikmati.


"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqan kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia memberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat, serapi-rapinya, harmonis."(Al Qur'an Surat 25 Al Furqan ayat 1-2)