Sabtu, 31 Mei 2008

Kawanan Beruang Satroni Rumah Karyawan Perkebunan Teh

Kawanan Beruang Satroni Rumah Karyawan Perkebunan Teh
Sabtu, 31 May 2008 | 21:40 WIB

TEMPO Interaktif, Padang:


Aksi dua ekor beruang hutan setinggi satu meter membuat heboh warga perumahan karyawan PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Danau Kembar di Kayu Jao, Kabupaten Solok. Kedua beruang berbulu hitam dengan moncong putih itu menyatroni sejumlah rumah. Mereka masuk ke dapur, menjarah makanan, minum susu, memakan gula dan mengobrak-abrik isi dapur.

Sugiono, karyawan pabrik PT Perkebunan Nusantara VI menceritakan, seekor di antara beruang masuk ke dapurnya pada Jumat (30/5) sore.
"Awalnya saya dan istri mendengar ada suara benda jatuh di dapur, dikira kucing, saat dilihat Rita istri saya, dia langsung menjerit, karena ternyata seekor beruang sedang menjatuhkan kompor gas dan menggulingkan tabung gas," katanya kepada Tempo, Sabtu (31/5).

Beruang itu juga memakan apa saja yang ada di dapur seperti gula aren, minyak goreng, tepung beras, membuka kaleng susu dengan cakarnya dan menjilatnya sampai habis.
Karena istrinya menjerit, tetangga pun berdatangan dan mengusir beruang. Hewan yang dilindungi itu lari ke jurang di belakang rumah Sugiono dengan menjebol atap seng.
"Seminggu ini kami sering melihat dua ekor beruang di jurang, ada juga yang mengatakan telah melihat empat ekor beruang," kata Sugiono.

Sehari sebelumnya, seekor beruang juga masuk ke dapur dua tetangga Sugiono yang letaknya berjauhan.
"Di tempat teman saya beruang itu memakan telur, kopi, nasi, dan menjebol periuk dengan cakarnya serta makan gulai ikan," katanya.

Sugiono mengatakan manajer PT Perkebunan Nusantara VI sudah melaporkan teror beruang itu kepada polisi kehutanan, namun belum ada tindakan.
"Kami amat resah, karena takut kalau jatuh korban, itu kan binatang buas, sebaiknya memang ditangani polisi hutan karena beruang kan binatang yang dilindung," katanya.
Ia menduga habitat beruang itu terganggu oleh penambangan emas yang dilakukan masyarakat secara ilegal di tengah hutan tak jauh dari perkebunan teh.

"Ada masyarakat kampung sebelah cerita, seminggu yang lalu penambang emas di tengah hutan itu juga diganggu, makanan mereka diambil beruang, kemungkinan habitat beruang ini terganggu dengan kehadiran penambang emas yang menggunakan air raksa," kata Sugiono.

Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya (BKSDA) Sumatera Barat, Indra Arinal yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Sabtu (31/5) pukul 19.30 WIB mengatakan, telah mengirim 3 orang petugas KSDA ke lokasi untuk menghalau beruang tersebut kembali ke hutan.
"Sudah berangkat sejak kemarin, langkah pertama kita usahakan menghalau, kalau tidak bisa akan dipindahkan ke tempat lain, dan kita sudah siapkan perangkap serta senjata bius, karena beruang ini termasuk hewan yang dilindungi," kata Indra.

Febrianti/Tempo Newsroom