Minggu, 30 Desember 2007

Sudah berapa banyakkah racun yang kita makan

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (Al Qur'an Surat 2 Al Baqarah ayat 168)

Makanan yang halal dan baik ternyata tudak mudah didapatkan di tanah air, mengapa ?. Halal artinya makanan yang tidak diharamkan Allah, sedangkan baik artinya bergizi, bersih, higienis, tidak beracun, tidak berbahaya dan enak. Tidak mudah mencari karena krieria halal dan baik itu bukan hanya secara visual saja, melainkan dari kandungan kenyataannya. Artinya makanan yang haram dan beracun itu tidak akan kelihatan kalau hanya dilakukan secara sekilas pandang saja. Oleh karena itu harus ada lembaga pengawasan makanan yang efektif dan aktif memantau segala jenis makanan yang beredar di masyarakat secara kontinyu dan konsisten.

Secara nyata di lapangan, coba pada saat beli makanan di restauran di mall-mall Jakarta, khususnya di restauran cina, apakah kita yakin kalau makanan tersebut halal dan baik. Mari kita teliti.

Kebanyakan warga Cina tetap mempertahankan keyakinannya bahwa minyak babi dan arak yang dicampur bumbu adalah penyedap makanan yang lezat, sehingga seperti yang disampaikan petugas POM MUI, orang Cina yang mendapftarkan sertifikat halal akan menolak aturan halal MUI tersebut, sehingga mereka tetap bertahan dengan makanan yang tidak halal tersebut.

Sementara itu sayurannya, berapa banyak pestisida yang masih menempel di sayur tersebut, mengingat proses pembersihan sayurpun tidak ada prosedur tetap untuk membersihkan racun pestisida di sayuran tersebut. Demikian juga pada saat beli ikan, apakah kita yakin bahwa ikan tersebut tidak diawetkan dengan formalin, apalagi ikan asinnya. Daging ayam dan sapi dll., juga informasinya juga di formalin. Belum lagi daging sapi yang dipalsukan dengan daging celeng, atau tikus. Bahkan tahupun juga di formalin atau burak, bahkan buah juga diawetkan dengan formalin. Duh Gusti, ampunilah segala dosa dan kesalahan kami. Jadi kalau diperhitungkan berapa banyak racun tersebut terkumpul secara kumulatif di tubuh kita.

Tidak ada komentar: