Sabtu, 05 Januari 2008

Buruknya Tata Ruang dan Rusaknya Hutan Sebabkan Banjir di Jawa Timur



Belum sepekan bancana tanah longsor di Purworejo – Jawa Tengah yang menyebabkan 15 korban meninggal, disusul dengan longsor di Trenggalek yang menewaskan satu orang, kali ini banjir telah menenggelamkan kota Banyuwangi, Pasuruan, dan Mojokerto di Jawa Timur. Ribuan rumah di Jawa Timur terendam banjir, perekonomian lumpuh, karena pusat-pusat industri tergenang air. Bahkan seorang bayi terseret arus dan tidak bisa diselamatkan hingga akhirnya meninggal.

Hasil investigasi WALHI Jawa Timur menyebutkan bahwa banjir yang menggenangi Mojekerto dibarengi dengan endapan lumpur yang berwarna kecoklatan. Lumpur tersebut berasal dari daerah hulu sungai yang berada di wilayah hutan TAHURA (Taman Hutan Raya R. Soeryo) yang sudah sangat rusak. Kerusakan tersebut telah lama terjadi hingga bencana seringkali terjadi. Bahkan, tahun lalu, tepatnya, saat hari raya Idul Fitri, banjir dan tanah longsor menyebabkan lebih dari 20 orang meninggal.

“Bencana ini sungguh menyakitkan bagi rakyat. Hal ini memperlihatkan tidak ada langkah progresif dari pemerintah dalam mengatasi persoalan ini sejak lama” ungkap Longgena Ginting Direktur Eksekutif Nasional WALHI.

Padahal seharusnya langkah tersebut sudah diambil pemerintah dan Perhutani sebagai pengelola wilayah tersebut untuk segera memperbaiki kondisi hutan yang sudah sangat parah. Warga sekitar TAHURA berusaha mengembalikan beberapa sumber air yang telah mati dengan terus kembali melakukan penanaman kembali wilayah hutan yang rusak.

Sementara itu, banjir juga menggenangi wilayah Banyuwangi dan Pasuruan. Daerah yang mayoritas dipergunakan sebagai kawasan industri dan padat penduduknya tersebut bak kolam ikan. Genangan air di beberapa tempat mencapai satu meter. Lokasi tersebut terletak di daerah pesisir pantai yang dulunya masih lebat dengan tanaman bakau. Namun, kini sudah berganti dengan tembok beton bangunan industri dan pemukiman tanpa memberi ruang bagi tangkapan air yang akhirnya menimbulkan banjir. “Persoalan tata ruang telah menjadi penyebab banjir di perkotaan dan ini harus diatasi agar masyarakat tidak terus menjadi korban” lanjut Longgena Ginting.

Kontak Person :
1. Hening Parlan, Program Disaster Managemen EK-Nas WALHI, 021 7941672, 0813 10360759
2. Susilaningtyas, Walhi Jatim, 031 5014092, 0815 5259657

Tidak ada komentar: