Sabtu, 09 Februari 2008

Kapan Kasus Lapindo Tuntas???, Pemerintah Harusnya Adil !!!, Kasihan Rakyat...

Unjuk Rasa Korban Lumpur Ricuh, Polisi Terluka
Kompas/Saputra, Laksana Agung
Gas berikut lumpur menyembur dari tengah areal persawahan Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Senin (5/6). Areal sawah tersebut kini sudah menjadi lautan lumpur yang meluas hingga bahu Jalan Tol Surabaya-Gempol Kilometer 38. Untuk menahan laju lumpur, PT Lapindo Brantas membuat tanggul dari pasir dan batu.
Sabtu, 9 Februari 2008 | 14:26 WIB

Laporan Wartawan Kompas Antonius Ponco A

SIDOARJO,KOMPAS - Unjuk rasa yang dilakukan sekitar 5.000 korban lumpur Lapindo di Sidoarjo untuk menuntut ganti rugi secara tunai, Sabtu (9/2), berlangsung ricuh. Korban lumpur melempari 1.300 petugas polisi yang mengamankan unjuk rasa dengan bebatuan. Salah satu petugas polisi dari Kepolisian Resor Sidoarjo Bripka Suwady Nur bahkan terluka di dahinya setelah terkena lemparan batu.

Korban lumpur ini awalnya berunjuk rasa di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, sekitar pukul 09.00. Kemudian mereka bergerak ke posko Gabungan Korban Lumpur Lapindo di Jalan Thamrin, Sidoarjo. Iring-iringan pengunjuk rasa yang menggunakan sepeda motor ini membuat macet ruas-ruas jalan utama di pusat kota Sidoarjo.

Setelah mereka semua berkumpul di posko, mereka bergerak ke lokasi peluncuran rumah yang ditawarkan PT Minarak Lapindo Jaya melalui pengembang perumahan PT Wahana Arta Raya (WAR) di kawasan Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Nama perumahan ini adalah Kahuripan Nirwana Village.

Sepanjang perjalanan, petugas kepolisian dua kali mencegat mereka. Namun karena massa yang terlalu banyak dan mereka mendesak melihat peluncuran rumah oleh PT WAR, polisi akhirnya dengan terpaksa membolehkan mereka lewat. Polisi menghadang mereka karena khawatir korban lumpur ini bentrok dengan korban lumpur yang membeli rumah yang ditawarkan PT WAR.

Sampai akhirnya sekitar 100 meter dari lokasi lahan PT WAR, polisi kembali menghadang mereka dan meminta hanya perwakilan saja yang melihat lahan itu. Namun warga menolaknya dan kemudian mereka melempari batu kepada polisi yang menghadang. Di sinilah salah satu petugas polisi terluka dan dibawa ke RS Siti Khodijah, Sidoarjo.

Selang beberapa menit, perwakilan warga dan Kapolres Sidoarjo AKBP Adnas menenangkan warga. Warga tenang dan karena mereka tetap tidak dibolehkan masuk ke lahan PT WAR, mereka balik arah dan berunjuk rasa di DPRD Sidoarjo. Sekarang para pengunjuk rasa ini berada di DPRD Sidoarjo.

Salah satu perwakilan warga Khoirul Huda mengatakan, unjuk rasa ini terjadi karena Lapindo berlaku diskriminatif terhadap korban lumpur yang meminta ganti rugi tunai dengan korban yang mau membeli rumah PT War dengan sisa ganti rugi 80 persen.

"Mereka yang membeli rumah PT WAR sudah bisa menerima sisa ganti rugi 80 persen meskipun rumahnya belum bisa ditempati, sedangkan kami yang menuntut ganti rugi secara tunai baru akan menerima sisa ganti rugi mulai Bulan Mei nanti. Yang kami minta sikap diskriminatif ini harus dihentikan," kata Huda. (A13)


Antonius Ponco A

Tidak ada komentar: